Tampilkan postingan dengan label Bahasa Inggris. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Inggris. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 Maret 2011

Faktor Penyebab Perubahan Makna

Artikel pendidikan ini berusaha menjelaskan tentang Faktor Penyebab Perubahan Makna. Diharapkan makalah pendidikan/artikel pendidikan singkat ini memberi pemahaman tentang  Faktor Penyebab Perubahan Makna sehingga memberi referensi tambahan bagi penulis makalah pendidikan atau pegiat penelitian yang bertema  Faktor Penyebab Perubahan Makna.
--------------


Faktor Penyebab Perubahan Makna
Perubahan suatu makna kata disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang dimaksud adalah (a) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (b) perkembangan sosial-budaya (at-tathawur al-ijtima�iy wats tsaqafi) (c) penyimpangan bahasa (al-inhiraful lughawi), (d) perbedaan bidang pemakaian, dan (e) adanya asosiasi.

A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang begitu cepat dan menyentuh hampir seluruh kehidupan masyarakat. Perkembangan IPTEK ini berimplikasi pada perkembangan bahasa, khususnya perkembangan kosa kata yang mengacu pada benda-benda dari produk IPTEK tersebut. Keterkaitan erat antara perkembangan IPTEK dan bahasa ini karena bahasa itu sendiri sebagai media untuk mengkonsepsikan setiap peristiwa, benda, dan objek-objek lainnya. Dengan ungkapan lain, fungsi bahasa adalah sebagai alat ekspresi dan komunikasi.

Ada beberapa cara yang berkaitan dengan pengembangan bahasa, khususnya pengembangan kata karena akibat perkembangan IPTEK. Pertama bisa berupa serapan dari bahasa penutur pengembang IPTEK, kedua kemungkinan (meskipun kemungkinan kedua ini kecil) membuat padanan kata baru, dan ketiga dengan cara menggunakan kata yang sudah ada dengan memodifikasi atau mengubah makna asalnya. Dalam konteks ini, cara ketiga inilah (perubahan makna) yang menjadi bahasan dalam tulisan ini.

Dalam bahasa Indonesia, Chaer (2002) memberikan contoh perubahan makna akibat perkembangan IPTEK pada kata berlayar. Kata ini pada awalnya bermakna �perjalanan di laut (di air) dengan menggunakan perahu atau kapal yang digerakkan dengan tenaga layar�. Walaupun sekarang kapal-kapal besar tidak lagi menggunakan layar, tetapi sudah menggunakan tenaga mesin, bahkan juga menggunakan tenaga nuklir, tetapi kata berlayar masih digunakan.

Fenomena perubahan makna akibat perkembangan IPTEK dalam bahasa Arab dapat kita lihat pada kata ????, ?????, ?????, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya, perhatikan penggunaan ketiga kata sebagai berikut.

Contoh A
1- ..... ???????? ?????? ???????? ??????????? ??????? ???????? ???????????? ?????????? ???? ????????????? ????????? ???????????? ??????? ??? ??????????? ?????????? ??????? ???? ?????????? ????????? ??????? ????????????????? ???????? ?????????? ( ??????? ?????????: 2).?
2- ??? ???? ???? ???????? ???? ?????? ?? ???? ???? ?????? ??? ??????? ?? ???? ?????? (????: 10).
3- ????? ????? ??????? ?????? ????? ????? ??? ????? ??? ??? ?????? ?????? ????? ???? ??? ??????. (????: 19).
4- ???? ????? ????? ????? (????????: 8).

1. .... Aku didatangi oleh dua malaikat yang berwibawa. Aku ketakutan dan gemetar. Aku dipegang dan didudukkan. Mereka akan menanyaiku. Tiba-tiba aku mendengar panggilan yang tidak jelas sumbernya (suara tanpa rupa), �hendaklah kamu berdua (Malaikat Munkar dan Nakir) meninggalkannya (Umar bin Khattab), janganlah kamu berdua menakut-nakutinya, karena Aku mengasihinya.

2. Seseorang di antara mereka berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat."

3. Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya dia berkata: "Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan (Yusuf, 19)

4. Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.

Contoh B
1- ?? ????? ??? ??????? (?? ??????) ???????? ????????
(http:/news:bbc.co.uk/hi/sci_tech/newsid.)
2- ??????? ??????????? ???????????? ???????? ?????? ???????? ??? ??????????? ???????? ?????? ?????? ?? ???????? ?????? ????????? ?????????? (?? ???????).
3- ????? ?? ??? ???????.

1. Tidak ada korelasi antara telpon seluler (Hp) dengan penyakit kanker.
2. Firnando Alonso berkebangsaan Spanyol pada hari Ahad yang lalu di Brazil dinobatkan sebagi pemenang termudah pada kelompok pertama untuk lomba reli mobil.
3. Ayahku membelikan saya computer.

Kata ??????, ???????, dan ??????? pada contoh di atas mengalami perubahan makna. Perubahan makna ini dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK. Kata ?????? pada contoh A (1) diartikan suara tanpa rupa, yakni petutur mendengar suara tetapi tidak diketahui wujud konkret dari sang penuturnya. Dengan ditemukan alat komunikasi yang baru, kata ?????? berubah maknanya menjadi telepon atau hand phone (Hp) sebagaimana pada contoh B (1).

Kata ????? pada ayat 10 dan 19 surah Yusuf di atas (contoh A 2 dan 3) berbeda dengan makna yang digunakan dewasa ini. Dalam kedua ayat tersebut kata ????? berarti sekelompok musafir. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Ash-Shabuni, II, 1976), yang dimaksud dengan kata ????? pada ayat 19 di atas adalah sekelompok musafir yang melewati jalan. Yang dimaksud jalan di sini adalah suatu tempat Yusuf dibuang oleh saudara-saudaranya (kecuali Benyamin) ke sumur. Menurut Ibnu Abbas sebagaimana yang dikutip oleh Ash-Shabuni, II, 1976, yang dimaksud dengan ???? ????? adalah sekelompok kaum yang melakukan perjalanan dari Madyan ke Mesir; tiba-tiba di tengah jalan mereka tersesat dan bingung sehingga akhirnya mereka tiba di suatu jalan yang ada sumurnya tempat Yusuf dibuang dan sumur tersebut jauh dari keramaian. Menurut Shihab (2004), kata ????? berasal dari kata ??? yang berarti berjalan. Kata ini pada mulanya dipahami dalam arti kelompok yang banyak berjalan. Kata ini merupakan salah satu contoh dari pengembangan makna kata. Dikarenakan oleh perkembangan teknologi transportasi, kata ini sekarang berarti �mobil�.

Hal yang sama juga terjadi pada kata ??????? . Kata atau frase ini berasal dari kata ???-????- ?????. Pada contoh contoh A (4) berarti diperiksa atau dihitung dan kata ??????? berarti alat penghitung. Kata ini berubah makna (dimodifikasi maknanya) menjadi �komputer� seiring dengan perkembangan teknologi informasi.

B. Perkembangan Sosial Budaya
Dinamika kehidupan dalam masyarakat dapat menghasilkan suatu perubahan sosial-budaya, dan perubahan sosial-budaya juga berdampak pada kegiatan berbahasa, khususnya penggunaan makna kata. Sebagaimana dikemukakan oleh Chaer (2002), bahwa perkembangan di bidang sosial kemasyarakatan dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna. Sebuah kata yang pada mulanya bermakna �A�, lalu berubah menjadi bermakan �B� atau �C�. Jadi bentuk katanya tetap sama, tetapi konsep makna yang dikandung sudah berubah.

Menurut Umar (1982), perubahan makna dalam bahasa Arab karena perubahan sosial-budaya banyak terjadi pada istilah-istilah keagamaan, misalnya ?????? ????? ??????? ??????? ???????. Kata ?????? �salat� semula bukanlah istilah islami, tetapi suatu istilah atau kata yang digunakan oleh orang-orang Arab sebelum Islam datang. Kata ?????? ini pada awalnya berarti do�a dan istighfar (Bik, tanpa tahun).

Di dalam al-Qur�an, surah At-taubah, ayat 103 kata ?????? berarti do�a sebagai berikut.
??? ????? ?? ????? ??? ???
dan berdo�alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Dalam surah Al-Haj, ayat 40 berikut ini, kata ????? bentuk jamak dari ???? berarti rumah-rumah ibadah orang Yahudi. Dengan bahasa yang lain tetapi maksudnya sama, Ash-Shabuni, II (1976) memaknai kata ????? menjadi ????? ??????. Dengan demikian, dengan konteks sosial yang berbeda, kata yang sama dapat berbeda maknanya.

(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Setelah Islam mensyariatkan umat Islam umtuk melakukan shalat sebagaimana yang kita pahami sekarang ini, kata ?????? yang semula berarti do�a, istighfar, dan rumah-rumah ibadah orang Yahudi, berubah mejadi suatu konsep peribadatan ritual yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam (Rasjid, 1997). Oleh karena itu sekarang kita kenal shalat maghrib, shalat isya�, shalat subuh, shalat dzuhur, shalat asar, dan lain-lainnya.
Hal yang sama juga terjadi kata ????? yang semula berarti menahan dan meninggalkan sesuatu, atau menurut Bik (tanpa tahun) ??????? ?? ????? ?????? dalam konteks sosial-keagamaan menjadi ??????? ?? ????????. Dalam al-Qur�an, surah Maryam ayat 26, kata ????? dimaknai meninggalkan berbicara, atau oleh Ash-Shabuni, II (1976) kata ???? berarti ?????? ?????? .

Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".

Demikian pula, kata ???? semula berarti �menyengaja sesuatu� atau ?????, selanjutnya makna kata ini berubah menjadi suatu bentuk ibadah, yakni �bertujuan mengunjungi ka�bah untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu (Rasjid, 1997). Demikian pula kata ?????? berarti membersihkan dengan air (???? ??????: ???? ?????). Selanjutnya karena konteks sosial keagamaan, kata ?????? menjadi �mengambil air untuk shalat dengan cara-cara tertentu.

C. Penyimpangan bahasa (al-inhiraful lughawi)
Pengguna bahasa kadang melakukan penyimpangan makna kata dengan kata lain yang maknanya lebih dekat atau mirip dan gejala ini mudah diterima oleh penutur bahasa (Umar, 1982). Menurut Umar (1982), penyimpangan bahasa ini terjadi akibat kesalahpahaman, ketaksaan, dan ketidakjelasan. Pada saat itu, para linguis tidak serta merta melakukan perbaikan, sehingga mayarakat tidak sadar dan terbiasa menggunakan penyimpangan bahasa itu. Umar (1982) memberikan contoh penggunaan kata ????? yang mempunyai beberapa makna yang berbeda. Ia bisa berarti ?????? ??????? dan ??????. Kata ????? bisa berarti ????? dan bisa berarti ????????.
Menurut Umar (1982), anak-anak juga melakukan hal ini dan mereka lebih mementingkan aspek bentuk daripada fungsi. Mereka kadang-kadang menggunakan kata ????? dan ??????? untuk kata ????. Mereka kadang-kadang juga mencampuradukkan penggunaan kata yang berkaitan dengan berbagai macam burung, misalnya penggunaan kata ??????? untuk ??????? dan kata ??????? �burung rajawali� untuk ??????.

D. Perbedaan Bidang Pemakaian
Suatu bidang kajian, keilmuan, atau kegiatan tertentu memiliki kekhasan dalam penggunaan kosa kata. Istilah-istilah seperti striker, gelandang kanan, penjaga gawang, tendangan pojok, tendangan penalti, pemain belakang, menghadang bola, dan lini tengah merupakan kosa kata yang lazim digunakan dalam olahraga sepak bola. Di bidang Fisika kita mengenal istilah Vektor, skalar, hukum Newton, massa, gravitasi, panumbra, dan lain-lain.
Kosa kata yang lazim digunakan di bidang tertentu juga dapat digunakan dalam bidang lain yang bersifat umum. Dalam bahasa Indonesia, kata menggarap yang berasal dari bidang pertanian dengan segala macam derivasinya seperti pada frase menggarap sawah, tanah garapan, dan petani penggarap, kini banyak digunakan dalam bidang-bidang lain dengan makna �mengerjakan� misalnya menggarap skripsi, menggarap usul para anggota, menggarap generasi muda, dan menggarap naskah drama (Chaer, 2002).

Kesimpulan yang dapat ditarik dari gejala ini adalah bahwa kata yang sama memiliki arti atau makna berbeda apabila digunakan dalam bidang yang berbeda pula. Dengan ungkapan yang berbeda, Pateda (2001) menyatakan bahwa lingkungan masyarakat (2001) menyebabkan perubahan makna. Berikut ini contoh penggunaan kata cetak yang dikutip dari Pateda (2001) dan Anda diminta membandingkan dan menjelaskan makna kata yang dicetak miring pada masing-masing kalimat.

Contoh A
1) Buku itu dicetak di PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
2) Cetakan batu bata itu besar-besar.
3) Pemerintah menggiatkan pencetakan sawah baru bagi petani.
4) Ali mencetak 5 gol dalam pertandingan itu.

Perubahan makna atas dasar bidang pemakaian dalam bahasa Arab dapat dilihat pada contoh B berikut ini.

Contoh B
1- ?????? ?? ??????? ???????? ?? ???? ???????.
2- ?????? ?? ???? ????? ???? ??? ??????.
3- ?. ???? ??????? ???? ??????? ?????? "???????".
4- ???? ??????? ?????? ???? ??????? ?? ?????? ?2005??.
5- ?????? ????? ?? ???? ????? ??? ????, ??? ??? ????? ???? ?????? ???? ????? ???? ????? ??? ???? (??????: 92).

1. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
2. Ibadah salat merupakan kewajiban paling utama yang diperintah untuk dilaksanakan.
3. Muhammad Ismail adalah pemimpin redaksi majalah �Al-mujtama��.
4. Komperensi tingkat tinggi untuk Partai/kelompok Pembebasan (Hizbut Tahrir) telah dilakasanakan pada bulan Agustus 2005.
5. Dan tidak layak bagi soerang mu�min membunuh seorang mu�min (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa membunuh seorang mu�min karena tersalah, (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (Qur�an, surah Annisa� ayat 92).

Pada contoh B (1) sampai B (4) terdapat kosa kata yang sama. Kalimat B (1) dan B (2) sama-sama memiliki kata ?????. Demikian pula, kalimat B (3) dan B (4) juga sama-sama memiliki kata ???????. Permasalahannya adalah apakah kata yang sama pada contoh B di atas juga memiliki acuan makna yang sama. Jawabannya tentu tidak sama. Ketidaksamaan atau perbedaan makna pada kata yang sama tersebut muncul karena kata-kata yang sama tersebut diletakkan dalam bidang yang berbeda.

Kata ????? pada contoh B (1) berada pada bidang bahasan penelitian, sehingga arti yang muncul dari kata tersebut adalah hipotesis. Sementara itu, kata ????? pada contoh B (2) bukan lagi diartikan hipotesis, melainkan diartikan kewajiban, karena kata ini berada pada bidang keagamaan, khususnya bidang Ilmu Fiqh. Perubahan makna dari kewajiban ke hipotesis atau sebaliknya disebabkan oleh penggunaan kata tersebut pada kekhasan bidang atau keilmuan.

Demikian pula, kata ??????? pada contoh B (3) dan (4) juga memiliki makna yang berbeda, meskipun keduanya sama. Kata ??????? pada B (3) bersentuhan dengan wilayah jurnalistik, sehingga makna yang muncul adalah redaksi. Jadi ???? ??????? berarti �Pemimpin Redaksi�. Sementara itu, Kata ??????? pada B (4) bersentuhan dengan wilayah politik, sehingga kata tersebut berarti �pembebasan�. Jadi ??? ??????? berarti �Partai Pembebasan�. Hal yang sama juga terjadi pada B (5). Kata ??????? pada B (5) ini berkaitan dengan hukuman bagi orang yang melakukan pembunuhan (masalah kirminal) dan kata ??????? juga berarti membebaskan (membebaskan budak muslimah).

E. Adanya asosiasi
Perubahan makna juga dapat terjadi karena adanya asosiasi antara kata yang digunakan dan hal atau peristiwa lain yang berkaitan dengan kata tersebut sehingga memunculkan makna baru. Chaer (2002) memberikan contoh kata amplop yang berasal dari bidang administrasi atau surat-menyurat, makna asalnya adalah �sampul surat�. Ke dalam amplop itu, selain bisa dimasukkan surat, juga bisa dimasukkan benda lain, misalnya uang. Oleh karena itu, dalam kalimat Beri saja amplop, maka urusan pasti beres, kata amplop di sini bermakna uang.

Dalam bahasa Arab juga didapati kata atau istilah yang berubah makna asalnya karena adanya asosiasi. Menurut informasi dari salah seorang yang pernah menetap di Siria, kata ????????? yang makna asalnya istirahat dalam lingkungan tertentu bisa diasosiasikan dengan �tawaran kepada pria untuk tidur bersama dengan �Pekerja Seks Komersial (PSK)�. Kata ini konon dapat diungkapkan oleh PSK itu sendiri dan bisa diungkapkan oleh �makelar� atau �pemilik mucikari�. Kata lain misalnya ???????, makna asalnya �manisan� atau �kemanisan�, tetapi dalam lingkungan tertentu bisa diasosiasikan dengan �upah�, �tip�, atau �bingkisan�.


--------------
Demikian artikel/makalah tentang  Faktor Penyebab Perubahan Makna. semoga memberi pengertian kepada para pembaca sekalian tentang  Faktor Penyebab Perubahan Makna. Apabila pembaca merasa memerlukan referensi tambahan untuk makalah pendidikan atau penelitian pendidikan anda, tulis permohonan, kritik, sarannya melalui komentar.

Makna Idiomatis dan Makna Peribahasa

Artikel pendidikan ini berusaha menjelaskan tentang Makna Idiomatis dan Makna Peribahasa. Diharapkan makalah pendidikan/artikel pendidikan singkat ini memberi pemahaman tentang  Makna Idiomatis dan Makna Peribahasa sehingga memberi referensi tambahan bagi penulis makalah pendidikan atau pegiat penelitian yang bertema  Makna Idiomatis dan Makna Peribahasa.
--------------

Makna Idiomatis dan Makna Peribahasa
Idiom adalah satuan-satuan kebahasaan (kata, frasa, dan kalimat) yang maknanya tidak dapat diketahui dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun dari makna gramatikal satuan tersebut. Sebagai contoh kata ??????? � ??????? - ???????? - ???????? mempunyai dasar berupa nomina- ??? .??? - ???? - ??? Menurut kaidah gramatikal kata ??????? �menjadi batu� ???????�menjadi kayu� ???????? �menjadi mendung�, dan ???????? �menjadi es� bermakna �menjadi hal yang dikemukakan pada bentuk dasar�. Tetapi kata ???????? yang berasal dari bentuk dasar berupa nomina ???? dan mengalami proses gramatika yang sama dengan keempat kata terdahulu tampaknya tidak memiliki makna �menjadi hal yang dikemukakan pada bentuk dasar�. Atau secara singkat, kata ???????? tidak bermakna �menjadi pasar�, melainkan bermakna �berbelanja�.

Sebagai contoh lain, kata �- ????? ????? � ????? yang berasal dari ajektiva �????? ???? - � ????mempunyai makna mentransitifkan atau menjadikan sesuatu sebagaimana dinyatakan pada dasar. Tetapi makna tersebut tidak terdapat pada kata ?????? yang juga berasal dari ejektiva ????. Kata ?????? tidak lain bermakna �merawat hal yang ada pada bentuk dasar atau berupaya menghilangkan sesuatu yang dinyatakan pada bentuk dasar�.

Contoh yang berupa frasa dapat dikemukakan, misalnya ????? ??????? tidaklah bermakna �meminum rokok ataupun memasukkan hal yang dinyatakan pada kata kedua ke dalam perut melalui mulut�, sebagaimana frasa ??? ????? �??? ????? - ??? ?????? . Frasa ??? ??????? berarti �mengisap rokok atau merokok� (????????) .Jadi makna yang terkandung pada kata ???????? - ?????? dan frasa ??? ??????? bukanlah makna leksikal atau gramatikal, melainkan makna idiomatis. Termasuk dalam kategori idiom dalam bahasa Arab adalah pasangan khas verba dengan huruf jar (preposisinya), misalnya ?????? ?? �senang� dan ?????? ??? �benci�. Jadi makna idiomatis adalah makna satuan kebahasaan yang menyimpang dari makna leksikalnya ataupun dari makna gramatikal unsur-unsur pembentuknya.

Idiom dapat dibedakan menjadi dua (Pateda, 2001), yaitu idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna. Contoh:

(40) ??? ??????
(41) ??? ??????
Frasa ??? ?????? terbentuk dari kata ??? yang makna leksikalnya �bangunan tempat tinggal� dan ?????? yang makna leksikalnya �sepi, sunyi�,. Makna leksikal dari setiap kata tidak lagi tampak pada konstruksi tersebut. Frasa ??? ?????? tidak bermakna rumah sepi atau rumah untuk menyepi, tetapi bermakna �tempat buang hajat�. Frasa ??? ?????? yang bermakna �orang atau pihak yang dipersalahkan atau dijadikan sebagai dalih atas terjadinya sesuatu� tidak lagi mengandung makna leksikal unsur-unsurnya, yaitu ??? �kambing� dan ?????? �tebusan�.

Adapun idiom sebagian masih menampakkan salah satu unsur dengan makna leksikalnya. Misalnya kata ?? �wanita yang melahirkan� dan ?????? �kitab suci umat Islam� membentuk konstruksi ?? ?????? �surat Al-Fatihah� (42). Jadi makna leksikal dari unsur kedua masih terwakili pada makna keseluruhan konstruksi tersebut. Frasa ??? ????? (43) mempunyai makna �uang awal usaha atau modal�. Frasa tersebut terdiri atas unsur ??? �kepala atau bagian paling atas dari suatu makhluk bernyawa� dan ????? �harta, kekayaan�. Jadi makna ????? sebagai unsur kedua juga masih tampak pada makna konstruksi tersebut secara utuh.

(42) ?? ??????
(43) ??? ?????
Idiom berbeda dari peribahasa. Sebagaimana telah dikemukakan, idiom merupakan satuan kebahasaan yang maknanya �menyimpang� dari makna unsur-unsurnya. Adapun peribahasa merupakan satuan kebahasaan yang digunakan sebagai perbandingan, tetapi maknanya masih dapat dilacak dari makna leksikal dan gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Sebagai contoh, satuan bagai air dan minyak merupakan satuan yang terdiri atas unsur air �benda cair sebangsa air minum� dan unsur minyak �benda cair yang mudah terbakar�. Di dalam satuan tersebut, kedua unsurnya tetap memiliki makna leksikalnya masing-masing. Tetapi satuan tersebut justru digunakan sebagai pembanding suatu hal di luar satuan itu sendiri, yaitu keadaan dua hal yang tidak bisa bersatu atau bercampur. Dua hal yang tidak bisa bersatu atau bercampur disamakan atau dibandingkan dengan air dan minyak yang mempunyai sifat sulit bercampur antarkeduanya.

Dalam bahasa Arab dapat dikemukakan dua contoh berikut.
(44) ??? ????? ?????? ???? ?????
(45) ??? ?? ???? ??? ??????? ???????

Satuan (44) berpadanan dengan nasi telah menjadi bubur. Unsur-unsur pada satuan (44) digunakan dengan makna leksikalnya masing-masing. Satuan tersebut bermakna harfiah �tidaklah akan kembali hari-hari yang telah berlalu�. Makna tersebut digunakan sebagai pembanding suatu hal yang ada di luar atau yang tidak dinyatakan. Dalam hal ini yang yang dibandingkan adalah kesempatan, waktu, atau kegiatan dan kehidupan yang telah lewat atau telah dikerjakan. Kesempatan, waktu, kehidupan yang telah lewat atau telah dikerjakan tidak datang lagi sebagaimana hari-hari yang telah berlalu tidak akan datang lagi. Kalaupun hari-hari dalam seminggu terus datang berulang, sesunguhnya hari-hari dalam minggu ini bukanlah hari-hari yang datang minggu lalu.

Satuan ??? ?? ???? ??? ??????? ??????? �engkau tidak memetik anggur dari durian� digunakan sebagai pembanding hal yang ada di luar satuan tersebut, yaitu hasil perbuatan yang diperoleh seseorang itu sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya. Yang menanam durian, akan memetik durian sebagaimana yang menanam anggur akan memetik anggur. Berbuat baik akan memperoleh hasil yang baik. Jadi satuan (45) mempunyai makna �hasil perbuatan sesuai dengan perbuatannya�. Makna tersebut dapat dilacak dari makna leksikal unsur-unsur dalam satuan. Satuan (45) tampak berpadanan dengan satuan BI barang siapa menanam menuai.
Dalam BA, hal yang dibandingkan kadang-kadang dinyatakan secara eksplisit dalam teks, misalnya:
(46) ?????? ???? ?????? ??? ???? ????? ?????

Satuan (46) terdiri atas dua klausa, (a) ?????? ???? ?????? �senda gurau memakan kewibawaan� dan (b) ???? ????? ????? �api memakan kayu bakar�. Klausa (b) merupakan pembanding dari klausa (a). Jadi makna peribahasa satuan tersebut pada dasarnya sudah dinyatakan pada klausa (a). Adapun maksud dari satuan tersebut adalah anjuran atau peringatan untuk tidak banyak bersenda gurau.


--------------
Demikian artikel/makalah tentang  Makna Idiomatis dan Makna Peribahasa. semoga memberi pengertian kepada para pembaca sekalian tentang 
Makna Idiomatis dan Makna Peribahasa
. Apabila pembaca merasa memerlukan referensi tambahan untuk makalah pendidikan atau penelitian pendidikan anda, tulis permohonan, kritik, sarannya melalui komentar.

Teori Konteks, Macam-macam Konteks, dan Pembagian Kontes

Artikel pendidikan ini berusaha menjelaskan tentang  Teori Konteks, Macam-macam Konteks, dan Pembagian Kontes . Diharapkan makalah pendidikan/artikel pendidikan singkat ini memberi pemahaman tentang  Teori Konteks, Macam-macam Konteks, dan Pembagian Kontes sehingga memberi referensi tambahan bagi penulis makalah pendidikan atau pegiat penelitian yang bertema  Teori Konteks, Macam-macam Konteks, dan Pembagian Kontes.
--------------


Pembagian Konteks
Secara lebih rinci, K. Ammer sebagaimana dikutip oleh Umar (1982) mengusulkan pembagian konteks menjadi:
(a) konteks linguistik (as-siyaq al-lughawi) atau linguistic context,
(b) konteks emotif (as-siyaq al-�athifi) atau emotive context,
(c) Konteks situasi (siyaqu al-mauqif) atau situasional context, dan
(d) Konteks budaya (as-siyaq ats-tsaqafi) atau cultural context.

Dalam konteks linguistik, kata good dalam bahasa Inggris atau kata hasan dalam bahasa Arab mengacu pada berbagai makna sesuai dengan konteks kebasaan yang menyertainya. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
Contoh A
1- ??? ??? ???
2- ?? ???? ???
3- ??? ??? ???

Kata hasan baik pada contoh A (1), (2) dan (3) merupakan kata sifat yang makna dasarnya �baik�. Akan tetapi, kata tersebut memunculkan berbagai makna dalam konteks kebahasaan yang berbeda. Kata hasan pada contoh A (1) berkaitan dengan moral/akhlak. Artinya, yang dimaksud hasan atau baik dalam kalimat A (1) tersebut adalah baik akhlaknya. Dengan demikian, kalimat A (1) berarti �Ali adalah seorang lelaki yang baik moralnya atau akhlaknya�. .Kata hasan pada contoh A (2) bukan lagi mengacu pada ahklak (moral), melainkan �baik� dalam hal kinerja (at-tafawwuq fi al-ada�), sehingga kalimat A (2) di atas berarti �dokter itu memiliki etos kerja tinggi�.

Sementara itu, Kata hasan pada contoh A (3) bukan lagi mengacu pada akhlak atau kinerja, melainkan mengacu pada makna shofa� wan naqawah (jernih), sehinga kalimat A (3) berarti air itu jernih (Umar, 1982). Pembeda makna dari kata sifat yang sama (hasan) adalah konteks kebahasaan, yakni kata rajul, thabib, dan ma�. Ini artinya, kata sifat yang sama menimbulkan arti yang berbeda dalam konteks kalimat yang berbeda pula.

Selanjutnya, Umar (1982) juga memberikan contoh penggunaan kata yad ke dalam konteks kalimat yang berbeda sebagaimana kutipan berikut ini.
1- ?????? ???? ?? ??? (??) ???? ????? ??? ?? ??? ??? ??? ??? ??????.
2- ?? (??) ??? ?? ?????: ??? ??? ????? ?????.
3- (??) ????? ????? : ??????.
4- (??) ????? : ?? ?????.
5 - (??) ????? : ???????.
6- (??) ?????? : ?????.
7- ??? (???) ?? ?????? : ??? ??? ???.
8- ?????? (???) ??? : ?? ????.
9- ??? ???? (????) : ??? ??? ???? ?? ????? ??.
10- ???? ???? (????) : ??? ??? ????.
11- ???? ?? (??) : ?? ???.
12- ??? ?? ??? : ???.
13- ??? (???) ?? : ?? ?????? ?????? ??.
14- ??? ????? ?????? ?? (??) : ?? ?? ??????? ???????? ???? ??????.
15- ?? ??? (???) ?????? ?????? : ?? ??????.
16- (??) ????? : ????? ???? ???????.

Konteks emotif adalah suatu konteks yang berkaitan dengan tingkat kekuatan dan kelemahan dalam berinteraksi, yang secara fungsional bisa jadi sebagai penegas, hiperbola atau di antara keduanya. Kata love dalam bahasa Inggris misalnya secara emotif berbeda dengan kata like meskipun keduanya memiliki makna dasar yang sama, yaitu cinta (al-hub). Dalam bahasa Arab, kata yukrihu secara emotif berbeda dengan kata yabghadlu, meskipun keduanya juga berasal dari makna dasar yang sama, yaitu �membenci� (Umar, 1982). Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh B
1- ????? ????? ?????? ??? ??? ??? ???? ?? ?????? ???? ??? ??? ??? ???? ?? ????? ???? ??? ?????, ????? ???? ????? ?? ?????? (??????: 216)

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

2- ????? ????? ??? ???? ??? ?????? (??? ??????, ?:15)

Dimakruhkan tidur sesudah waktu salat masuk

3- ???? ????? ????? ????? ??? ??????? ????? ??? ???????
(???????: 7).

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

4- ?? ???? ?????? ??? ???? ??????.
Sesungguhnya perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah adalah Talak (cerai).

Verba ?????? pada contoh (1) dan verba ???? pada contoh (2) berasal dari kata ??? - ???? . Sementara itu, kata ????? pada contoh (3) berasal dari kata ???- ???? dan kata ???? pada contoh (4) berasal dari kata??? - ???? . Kedua kata ini memiliki makna dasar yang samam yakni mengekresikan sikap benci (ketidaksukaan terhadap sesuatu). Akan tetapi, apabila dilihat dari konteks emotifnya, keduanya memiliki perbedaan. Perbedaannya terletak pada kadar ketidaksukaan pada kedua kata tersebut.

Verba ?????? dan ???? pada contoh (1) dan (2) di atas memiliki tingkat ketidaksukaan (kebencian) yang lebih kecil daripada ketidaksukaan (kebencian) yang ada pada ????? dan kata ???? pada contoh (3) dan (4). Kebencian yang ada pada Verba ?????? dan ???? tidak disertai dengan unsur kemurkaan, sehingga seringkali kata ???? berarti tidak menyukai. Bahkan dalam kata ???? ada unsur pembolehan (meskipun tidak diharapkan), misalnya tidur setelah waktu salat masuk itu humumnya makruh. Dalam hal ini, tidak diharamkan tidur setelah waktu salat masuk, asalkan yang bersangkutan masih memiliki waktu untuk melakukan salat. Dengan ungkapan lain,kata ???? pada contoh (2) di atas dapat dipadankan dengan kata sebaiknya, yakni sebaiknya jangan tidur setelah waktu salat masuk, karena dikhawatirkan yang bersangkutan kehilangan waktu salat.

Sementara itu, kata ???- ???? sebagaimana yang tercermin pada contoh (3) dan (4) disertai dengan unsur kemurkaan. Menurut Shihab (1997) maksud kata ????? pada ayat 7 surah al-fatihah di atas adalah kehendak Tuhan untuk melakukan tindakan keras dan tegas, atau dengan kata lain, adalah siksaan. Dengan demikian, murka Tuhan (????? ) adalah siksa atau ancaman siksa-Nya. Demikian pula, kata ???? pada contoh (4) juga disertai dengan kemurkaan, yakni Tuhan memurkai orang yang melakukan perceraian (talak), sekalipun secara syar�iyyah (yuridis-formal) dihalalkan.

Konteks situasi di sini dimaksudkan sebagai konteks situasi eksternal (al-mauqif al-khariji) yang memungkinkan kata itu digunakan. Artinya, kata yang sama memiliki arti yang berbeda karena situasi yang berbeda pula. Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh C
1- ????? ????
2- ???? ?????

Verba yarham pada contoh C (1) dan contoh (2) memiliki arti yang berbeda disebabkan oleh situasi luar yang berbeda. Contoh C (1) digunakan dalam siatuasi menjawab atau mendoakan orang lain yang membaca hamdalah pada saat bersin. Permohonan kasih sayang kepada Tuhan bagi orang yang bersin ini adalah kasih sayang di dunia (thalabu ar-rahmah fi ad-dunya). Sementara itu, contoh C (2) digunakan sebagai doa bagi orang yang meninggal dunia. Permohonan kasih sayang kepada Tuhan bagi orang yang meninggal dunia ini adalah kasih sayang di akherat (thalabu ar-rahmah fi al-akhirah). Dengan demikian, kata yarham pada contoh C (1) dan (2) digunakan dalam konteks situasi yang berbeda. Implikasinya, makna yang diacu oleh kata yarham tersebut juga berbeda.

Sementara itu dalam konteks budaya, batasan-batasan atau nilai-nilai dalam lingkungan budaya atau masyarakat mempengaruhi penggunaan kata. Dalam bagasa Inggris misalnya, kata looking glass di Negara Inggris cendrung digunakan oleh masyarakat dalam struktur sosial tinggi bila dibandingkan dengan penggunaan kata mirror, meskipun makna dasarnya sama, yaitu cermin. Demikian pula, kata rich dengan kata wealthy. Dalam bahasa Arab, kata aqilah berbeda dengan kata zaujah, sekalipun keduanya mempunyai makna dasar yang sama, yaitu istri. Kata aqilah yang termasuk kosa kata Arab modern (al-arabiyah al-mu�asharah) cendrung digunakan untuk masyarakat yang strata sosialnya tinggi atau ekslusif (at-athabaqah al-�ijtimaiyyah al-mutamayyizah) bila dibandingkan dengan kata zaujah (Umar, 1982). Berikut ini contoh penggunaan kata aqilah (dikutip dari majalah berbahasa Arab Indonesia yang diterbitkan oleh kedutaan Indonesia di Damaskus edisi 18 bulan Kanun tsani �syabat tahun 1987) dan kata zaujah.

Contoh D
1- ????? ????? ????? ???????????? ?????? ?? ??????? ?? ??? ??????? ??????? ????????? ?? ?????.
2- ??? ????? ?????? ??????? ??????? ?????? ??? ????????? ??????? ??? ?????? ?????? ??? ??????? ???? ?????.
3- ??? ??? ?????? ??? ???????? 13\1\1987 ????? ?????? ???? ???? ????? ???? ??????? ??????? ??????? ?????? ?? ????? ??? ??????? ????? ????.
4- ???? ????? ?? ??? ?? ??????
5- ??? ?????? ???????? ???? ?????, ??? ????? ?? ??? ???? ?????? ??????

Keterangan: contoh nomor 4 dan 5 dikutip dari buku �Al-arabiyyah baina yadaik� jilid 2
Kata aqilah pada contoh D (1), (2), dan (3) mengacu pada seorang istri yang strata sosialnya tinggi. Kata aqilah pada contoh D (1) mengacu pada istri staf kedutaan di Damaskus-Syiria, kata aqilah pada contoh D (2) mengacu pada istri presiden Suharto (Ibu Tien Suharto), kata aqilah pada contoh D (3) mengacu pada istri Husen Muhammad Irsyad (presiden Banglades). Akan kurang tepat, apabila kata aqilah di atas diganti dengan kata zaujah, karena konteks budaya (strata sosial) menghendaki demikian. Sementara itu, contoh D (4) dan (5) menggunakan kata zaujah. Secara sosio-kultural akan kurang tepat apabila kata aqilah yang digunakan.

Pengaruh konteks budaya atau sosio-kultural terhadap penggunaan kata lebih kentara pada kultur Jawa (bahasa Jawa). Di dalam bahasa Jawa terdapat tiga strata dalam berbabasa, yaitu strata ngoko, madya, dan krama. Kata �makan� bisa diungkapkan dengan kata �mangan�, �nedho� dan �dhahar�. Berikut ini contoh penggunaan ketiga kata tersebut.

Contoh E
1. Punopo Ibu sampun dhahar?
2. Matur suwun bu! Kula sampun nedha.
3. apa kuwe wis mangan Bud?

Kata dhahar, nedha, dan mangan pada contoh E di atas memiliki makna dasar yang sama, yakni �makan�. Akan tetapi, dilihat dari konteks budaya yang berlaku dalam masyarakat Jawa, ketiga kata tersebut tidak boleh digunakan secara acak (di sembarang tempat dan situasi). Kata dhahar pada contoh E (1) ditujukan oleh seorang anak kepada ibunya, kata �nedha� pada contoh E (2) mengacu pada penutur sendiri ketika berbicara dengan ibunya, sedangkan kata �mangan� pada contoh E (3) mengacu pada penutur yang status sosialnya sama atau lebi rendah (dengan teman sendiri). Dengan demikian, secara sosio-kultural, ketiga kata tersebut secara semantis mempunyai nuansa makna yang berbeda. Kata dhahar terasa lebih halus daripada kata nedha, dan kata nedha terasa lebih halus daripada kata mangan.

--------------
Demikian artikel/makalah tentang Teori Konteks, Macam-macam Konteks, dan Pembagian Kontes. semoga memberi pengertian kepada para pembaca sekalian tentang  Teori Konteks, Macam-macam Konteks, dan Pembagian Kontes. Apabila pembaca merasa memerlukan referensi tambahan untuk makalah pendidikan atau penelitian pendidikan anda, tulis permohonan, kritik, sarannya melalui komentar.