Tampilkan postingan dengan label Inovasi Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inovasi Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 April 2011

Inovasi Pendidikan Akhlak Berbasis Manajemen Qalbu


Di dalam Qolbu terhimpun perasaan moral, mengalami dan menghayati tentang salah-benar, baik buruk serta berbagai keputusan yang harus dipertanggung jawabkannya secara sadar, sehingga kualitas Qalbu akan menentukan apakah dirinya bisa tampil sebagai subjek, bahkan sebagai wakil Tuhan di muka bumi, ataukah terpuruk dalam kebinatangan yang hina. Untuk itu perlu upaya untuk membersihkan dan memberikan pencerahan Qolbu, yaitu dengan cara penyucian jiwa (Tazkiyah An Nafs) yang berarti menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji, sesudah membersihkannya dari sifat-sifat tercela.

Dengan kata lain diri dibersihkan dari kotoran dan kerusakannya diubah menjadi An Nafs Al Lawwamah (jiwa yang mencela) dan akhirnya menjadi An Nafs Al Muthma�innah. Selanjutnya adalah dengan cara menghapus kecintaan terhadap dunia serta menghilangkan segenap kesedihan, kedukaan dan kekhawatiran atas segala sesuatu yang tidak berguna yaitu dengan cara senantiasa dan terus menerus mengingat Allah (Dzikrullah).

Adapun upaya lain yang dapat dilakukan untuk pencerahan Qolbu adalah, antara lain :
1. Biasakan sekuat daya untuk melakukan pembersihan atau pelurusan Qalbu.
2. Senantiasa berkemauan kuat untuk meningkatkan kemampuan (keprofesionalan) diri dalam bidang apapun. (Valiuddin, 2000 : 225)

Realisasi kunci pertama dilakukan dengan berusaha untuk introspeksi (penilaian) diri dengan tekad untuk memperbaiki diri. Penilaian diri dimulai dari lingkungan yang terkecil seperti keluarga. Setelah lingkungan keluarga, penilaian diri diperluas ke saudara-saudara terdekat dan kemudian orang-orang di sekitar kita. Yakinlah bahwa semakin diri dapat dibuat terbuka, dapat menerima kritikan dengan keikhlasan, Insya Allah perkembangan kemampuan diri akan semakin baik. Untuk pembersihan hati ada lima tahap yang perlu ditempuh, antara lain :
1. Adanya tekad kuat untuk memahami dan memperbaiki diri serta membersihkan hati.
2. Memiliki �ilmu� mengenai pemahaman atau pengenalan diri. Sebab seseorang dapat membersihkan hati melalui perbaikan diri secara kontinu jika telah menyadari keadaan dirinya.
3. Menafakuri diri sendiri melalui evaluasi diri dengan bekal ilmu (tentang pengendalian diri) yang dimilikinya.
4. Proses mengevaluasi diri perlu untuk diperluas. Dengan kata lain, evaluasi diri dibicarakan secara terbuka dan bersama-sama sehingga proses pembersihan Qalbu semakin efektif.
5. Berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu bagaimana diri mau belajar dari diri orang lain. (Gymnastiar, 2002 : 235 � 239)

Sedangkan untuk kunci yang kedua diperlukan adanya kejujuran sebagai modal dasar untuk membentuk jiwa yang tangguh, penuh dedikasi dan disiplin dalam menjalankan kerja sehari-hari (Gymnastiar, 2002 : 2). Manajemen Qalbu tidak hanya membentuk manusia yang ahli dzikir dan ahli fikir tetapi juga manusia yang ahli ikhtiar. Hal ini akan berkaitan dengan amal nyata dan karya nyata melalui proses pelatihan bidang untuk peningkatan kualitas keprofesionalan (Gymnastiar, 2002 : 106 � 108)

Adapun bentuk pelaksanaan Manajemen Qolbu yang bersifat kelompok, dilaksanakan dengan sistem ta�lim yang dibagi ke dalam beberapa kelompok lain. Materi yang diberikan bertendensi kepada pembentukan akhlak seperti ; kesabaran, kejujuran, keteladanan. Ayat-ayat dan hadits-hadits pendukung juga disiapkan dalam materi tersebut. Ada tiga materi pokok yang terkait dengan Manajemen Qolbu yaitu keutamaan hati, mengenal potensi manusia dan potensi diri sendiri serta pengenalan diri (Gymnastiar, 2002 : 103 � 106).

Di dalam Qolbu terhimpun perasaan moral, mengalami dan menghayati tentang salah-benar, baik buruk serta berbagai keputusan yang harus dipertanggung jawabkannya secara sadar, sehingga kualitas Qalbu akan menentukan apakah dirinya bisa tampil sebagai subjek, bahkan sebagai wakil Tuhan di muka bumi, ataukah terpuruk dalam kebinatangan yang hina. Untuk itu perlu upaya untuk membersihkan dan memberikan pencerahan Qolbu, yaitu dengan cara penyucian jiwa (Tazkiyah An Nafs) yang berarti menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji, sesudah membersihkannya dari sifat-sifat tercela. Dengan kata lain diri dibersihkan dari kotoran dan kerusakannya diubah menjadi An Nafs Al Lawwamah (jiwa yang mencela) dan akhirnya menjadi An Nafs Al Muthma�innah. Selanjutnya adalah dengan cara menghapus kecintaan terhadap dunia serta menghilangkan segenap kesedihan, kedukaan dan kekhawatiran atas segala sesuatu yang tidak berguna yaitu dengan cara senantiasa dan terus menerus mengingat Allah (Dzikrullah).

Adapun upaya lain yang dapat dilakukan untuk pencerahan Qolbu adalah, antara lain :
1. Biasakan sekuat daya untuk melakukan pembersihan atau pelurusan Qalbu.
2. Senantiasa berkemauan kuat untuk meningkatkan kemampuan (keprofesionalan) diri dalam bidang apapun. (Valiuddin, 2000 : 225)

Realisasi kunci pertama dilakukan dengan berusaha untuk introspeksi (penilaian) diri dengan tekad untuk memperbaiki diri. Penilaian diri dimulai dari lingkungan yang terkecil seperti keluarga. Setelah lingkungan keluarga, penilaian diri diperluas ke saudara-saudara terdekat dan kemudian orang-orang di sekitar kita. Yakinlah bahwa semakin diri dapat dibuat terbuka, dapat menerima kritikan dengan keikhlasan, Insya Allah perkembangan kemampuan diri akan semakin baik. Untuk pembersihan hati ada lima tahap yang perlu ditempuh, antara lain :
1. Adanya tekad kuat untuk memahami dan memperbaiki diri serta membersihkan hati.
2. Memiliki �ilmu� mengenai pemahaman atau pengenalan diri. Sebab seseorang dapat membersihkan hati melalui perbaikan diri secara kontinu jika telah menyadari keadaan dirinya.
3. Menafakuri diri sendiri melalui evaluasi diri dengan bekal ilmu (tentang pengendalian diri) yang dimilikinya.
4. Proses mengevaluasi diri perlu untuk diperluas. Dengan kata lain, evaluasi diri dibicarakan secara terbuka dan bersama-sama sehingga proses pembersihan Qalbu semakin efektif.
5. Berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu bagaimana diri mau belajar dari diri orang lain. (Gymnastiar, 2002 : 235 � 239)

Sedangkan untuk kunci yang kedua diperlukan adanya kejujuran sebagai modal dasar untuk membentuk jiwa yang tangguh, penuh dedikasi dan disiplin dalam menjalankan kerja sehari-hari (Gymnastiar, 2002 : 2). Manajemen Qalbu tidak hanya membentuk manusia yang ahli dzikir dan ahli fikir tetapi juga manusia yang ahli ikhtiar. Hal ini akan berkaitan dengan amal nyata dan karya nyata melalui proses pelatihan bidang untuk peningkatan kualitas keprofesionalan (Gymnastiar, 2002 : 106 � 108)

Adapun bentuk pelaksanaan Manajemen Qolbu yang bersifat kelompok, dilaksanakan dengan sistem ta�lim yang dibagi ke dalam beberapa kelompok lain. Materi yang diberikan bertendensi kepada pembentukan akhlak seperti ; kesabaran, kejujuran, keteladanan. Ayat-ayat dan hadits-hadits pendukung juga disiapkan dalam materi tersebut. Ada tiga materi pokok yang terkait dengan Manajemen Qolbu yaitu keutamaan hati, mengenal potensi manusia dan potensi diri sendiri serta pengenalan diri (Gymnastiar, 2002 : 103 � 106).



Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang


Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com

Faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi pendidikan


Inovasi pendidikan adalah perubahan pendidikan yang didasarkan atas usaha-usaha sadar, terencana, berpola dalam pendidikan yang bertujuan untuk mengarahkan, sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan zamannya. Dalam inovasi pendidikan gagasan baru sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu untuk memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan oleh cara-cara tradisional yang bersifat komersial.

Inovasi pendidikan dilakukan disamping sebagai tanggapan terhadap masalah pendidikan dan tuntutan zaman, juga merupakan usaha aktif untuk mempersiapkan diri menghadapi masa datang yang akan memberikan harapan sesuai dengan cita-cita yang diinginkan.

Kalau pada bagian sebelumnya telah dikemukakan tentang hal-hal yang menuntut inovasi pendidikan, berikut ini akan dikemukakan lebih jauh tentang beberapa faktor yang cukup berperan mempengaruhi inovasi pendidikan (Hasbullah; 2001, 1-4) yaitu :
1. Visi Terhadap Pendidikan
Pendidikan merupakan persoalan asasi bagi manusia-manusia sebagai makhluk yang dapat dididik dan harus dididik akan tumbuh menjadi manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya. Sejak kelahirannya, manusia telah memiliki potensi dasar yang universal, berupa :
a. Kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk (moral identity).
b. Kemampuan dan kebebasan untuk memperkembangkan diri sendiri sesuai dengan pembawaan dan cita-citanya (individual identity).
c. Kemampuan untuk berhubungan dan kerja sama dengan orang lain (sosial identity).
d. Adanya ciri-ciri khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang lain (individual differences).

Setiap anak akan mengalami proses pendidikan secara alamiah, yaitu yang ia dapatkan dalam situasi pergaulan dengan kedua orang tuanya pada khususnya dalam lingkungan budaya yang mengelilinginya. Pendidikan seperti inilah yang akan menjadikan anak sebagai manusia dalam arti yang sesungguhnya. Cinta kasih orang tua dan ketergantungan serta kepercayaan anak kepada mereka pada usia-usia muda merupakan dasar kokoh yang memungkinkan timbulnya pergaulan mendidik. Dengan upaya pendidikan, potensi dasar universal anak akan tumbuh dan membentuk diri anak yang unik, sesuai dengan pembawaan, lingkungan budaya dan zamannya.

Usaha dan tujuan pendidikan dilandasi oleh pandangan hidup orang tua, lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan, masyarakat dan bangsanya. Manusia Indonesia, warga masyarakat dan warga negara yang lengkap dan utuh harus dipersiapkan sejak anak masih kecil dengan upaya pendidikan. Tujuan pendidikan diabadikan untuk kebahagiaan individu, keselamatan masyarakat dan kepentingan negara.

Pandangan hidup bangsa menjadi norma pendidikan nasional keseluruhan. Seperti diketahui, bahwa kehidupan ini selalu mengalami perubahan, tujuan pembangunan, bangsa mengalami pergeseran dan peningkatan serta perubahan sesuai dengan waktu, keadaan dan kondisinya.

Dengan demikian pandangan dan harapan orang tua terhadap pendidikan sekarang dapat berbeda dengan pandangan orang terhadap pendidikan masa lampau atau waktu yang akan datang. Perbedaan pandangannya ini erat hubungannya, kalau tidak justru harus disebut berdasarkan atas falsafah mengenai manusia dan kemanusiaan pada zamannya masing-masing.

2. Faktor Pertambahan Penduduk
Adanya pertambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat yang luas terhadap berbagai segi kehidupan, utamanya pendidikan. Banyak masalah-masalah pendidikan yang berkaitan erat dengan meledaknya jumlah anak usia sekolah. Adapun masalah-masalah yang berkaitan langsung dengan pendidikan tersebut adalah :
a. Kekurangan kesempatan belajar
Masalah ini merupakan masalah yang mendapat prioritas pertama dan utama yang perlu segera digarap.
b. Masalah kualitas pendidikan
Dikarenakan kurangnya dana, kurangnya jumlah guru, kurangnya fasilitas pendidikan, sudah barang tentu hal ini akan mempengaruhi merosotnya mutu pendidikan.
c. Masalah relevansi
Masalah relevansi ini pada prinsipnya cukup mendasar, sebab dalam kondisi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan out put pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat terutama dalam hubungannya dengan kesiapan kerja.

Hal tersebut lebih-lebih dengan digulirkannya konsep �link and match�, yang bertujuan salah satunya adalah mengatasi persoalan relevansi tersebut.
d. Masalah Efisiensi Efektifitas
Pendidikan diusahakan agar memperoleh hasil yang baik dengan biaya dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan.

3. Faktor Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Seiring dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, justru ditandai dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan secara akumulatif dan makin cepat jalannya. Tanggapan yang biasa dilakukan dalam kependidikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ialah dengan memasukkan penemuan dan teori ke dalam kurikulum sekolah. Meskipun hal ini menyebabkan adanya kurikulum yang sangat sarat dengan masalah-masalah yang baru.

4. Tuntutan adanya proses pendidikan yang Relevan
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa salah satu tuntutan diadakannya inovasi di dalam pendidikan adalah adanya relevansi antara dunia pendidikan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia kerja.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka pendidikan dapat diperoleh baik di sekolah maupun di luar sekolah. Cukup banyak pendidikan yang sangat berarti justru tidak dapat diperoleh di sekolah, terutama yang bersifat pengembangan profesi dan keterampilan, seperti pengembangan karier, profesi tertentu dan sebagainya.

Permasalahan pendidikan yang kini dihadapi adalah sangat kompleks. Adanya proses pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi sangat diperlukan mengingat akan keterbatasan dana pendidikan.



Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang


Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com

Masalah-masalah yang menuntut Inovasi Pendidikan


Inovasi dalam pendidikan merupakan reaksi para ahli pendidikan dan perencanaan pembangunan terhadap tekanan masalah-masalah sosial, ekonomi, dan pendidikan sendiri yang dari tahun-ketahun makin dirasakan berat dan mendesak (Suryobroto, 1990 : 129).

Secara nasional maupun global masalah-masalah ini berkisar pada pokok-pokok sebagai berikut (Hasbullah, 2001 : 189, 190, 191).
1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri, mengakibatkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan Bangsa Indonesia.

Diakui bahwa sistem pendidikan yang kita miliki dan dilaksanakan selama ini masih belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut, sehingga dunia pendidikan belum dapat menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, kreatif dan aktif, yang sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat luas. Bagaimanapun berkembangnya ilmu pengetahuan modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan yang terus-menerus.

2. Pertambahan penduduk
Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat tentunya menuntut adanya perubahan-perubahan, sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara komulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.

Kenyataan tersebut menyebabkan daya tampung, ruang dan fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang. Hal inilah juga yang menyebabkan sulitnya menentukan bagaimana relevansi pendidikan dengan dunia kerja sebagai akibat tidak seimbangnya antara out put lembaga pendidikan dengan kesempatan yang tersedia.

3. Meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Munculnya gerakan inovasi pendidikan berkaitan erat dengan adanya berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapai oleh dunia pendidikan dewasa ini, yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan IPTEK.

Kemajuan IPTEK yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi masyarakat, dimana pada umumnya mereka mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal disatu sisi kesempatan untuk itu sangat terbatas, sehingga terjadilah kompetisi atau persaingan yang sangat ketat. Berkenaan dengan ini pula sekarang bermunculan sekolah-sekolah favorit, plus, bahkan unggulan.

4. Menurunnya Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan yang dirasakan semakin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sejumlah perubahan, sebab bila tidak demikian, jelas akan berakibat fatal dan akan terus ketinggalan.

5. Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang membangun.
Bagaimanapun dalam era modern sekarang, masyarakat menuntut adanya lembaga pendidikan yang benar-benar mampu diharapkan, terutama yang siap pakai dengan dibekali skill yang diperlukan dalam pembangunan.

Umumnya kurang sesuainya materi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat telah diatasi dengan menyusun kurikulum baru. Oleh karena itu dari perkembangan yang ada di Indonesia kita ketahui telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Hal ini dilakukan adalah dalam upaya mengatasi masalah relevansi.

Dengan kurikulum baru inilah anak-anak dibina kepribadiannya melalui pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan tuntutan masa kini dan masa yang akan datang. Aspek keterampilan merupakan unsur kurikulum baru yang selalu mendapatkan perhatian khusus dan prioritas utama.

6. Belum mekarnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang di tuntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang. Kenyataan seperti ini disebabkan masih minimnya pengetahuan dan wawasan masyarakat untuk membangun dirinya kepada kemajuan-kemajuan.

Secara lebih terperinci dengan contoh-contoh dan angka-angka, masalah pokok tersebut telah sering diterangkan dalam berbagai pernyataan dan laporan resmi pimpinan Departemen pendidikan.

Masalah-masalah itu semua menuntut kita untuk meninggalkan konsepsi-konsepsi dan cara-cara kerja tradisional dan linier, dan harus berani mengembangkan pendekatan-pendekatan alternatif yang inovatif, dengan jalan menjelajahi, mencobakan dan menetapkan orientasi dan struktur baru dalam pendidikan.

Karena pandangan tradisional itu maka banyak tumbuh daerah-daerah �angker� atau mitos-mitos, dan kalau ada orang yang mau merobahnya, maka ramailah orang yang mempergunjingkan tanpa mempertimbangkan informasi dan pengalaman riil yang mendesak kini dan masa datang, dan yang perlu diubah sesungguhnya tidak akan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang mendesak kini dan masa yang akan datang, dan yang perlu diubah segera dengan cara-cara yang mantap.

Mitos-mitos ini misalnya ialah, bahwa keadaan pendidikan sekarang biarpun belum baik belum tentu bertambah baik kalau diadakan pembaharuan, bahwa umur permulaan belajar ialah umur 7 tahun bahwa pendidikan dasar harus berlangsung 6 tahun bahwa bakal pelajaran yang baik harus diberikan selama 5 sampai 6 jam sehari, bahwa dengan mendirikan sekolah-sekolah kejuruan sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan faktor-faktor lain, akan membantu pembangunan negara, �alat� (learning) paling baik terjadi di sekolah, dan karenanya sekolah disamakan dengan pendidikan, dan masih banyak lagi, termasuk mitos yang menyatakan bahwa prestasi murid perempuan akan terganggu kalau jambul rambutnya menutupi sebagian dahi dan matanya (Suryosubroto, 1990 : 130, 131).



Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang


Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com

Tujuan Inovasi Pendidikan

Tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Jadi keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya (Hasbullah, 2001 : 189).

�Tujuan� yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilancarkan. Dan tujuan inovasi ialah efisiensi, relevansi dan efektivitas mengenai sasaran jumlah anak didik Sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya (Suryosobroto, 1990 : 129)

Kalau dikaji, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu :
1. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
2. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luas sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, dan Perguruan Tinggi.

Disamping itu akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa ini. Dengan sistem penyampaian yang baru diharapkan peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan terampil mmecahkan masalah sendiri (Idris, Jamal, 992 : 71).

Tujuan jangka panjang yang hendak dicapai ialah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan lain dilakukannya inovasi pendidikan adalah untuk memecahkan masalah pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia kependidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan lebih pesat.

Secara lebih rinci tentang maksud-maksud diadakannya inovasi pendidikan ini, ialah sebagai berikut : (Hasbullah, 2001 : 199, 200, 201)
1. Pembaharuan pendidikan sebagai tanggapan baru terhadap masalah-masalah pendidikan.

Dengan majunya bidang teknologi dan komunikasi sekarang ini, dapat memberikan pengaruh positif terhadap kemajuan di bidang lain, termasuk dalam dunia pendidikan.
Tugas pembaharuan pendidikan yang terutama adalah memecahkan masalah-masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan baik dengan cara inovatif. Inovasi atau pembaharuan pendidikan juga merupakan suatu tanggapan baru terhadap masalah kependidikan yang nyata-nyata dihadapi. Titik pangkal pembaharuan pendidikan adalah masalah pendidikan yang aktual, yang secara sistematis akan dipecahkan dengan cara inovatif.

Akhir-akhir ini, semua usaha pembaharuan pendidikan ditujukan untuk kepentingan siswa atau subyek belajar demi perkembangannya, yang sering disebut �student centered approach�. Pembaharuan pendidikan yang memusatkan pada masalah pendidikan umumnya dan perkembangan subyek pendidikan khususnya mengutamakan segi efektifitas dan segi ekonomis dalam proses belajar.

2. Sebagai upaya untuk memperkembangkan pendekatan yang lebih efektif dan ekonomis.

Dalam sejarahnya, kehidupan manusia dapat dibedakan menjadi tiga tahapan, yaitu :
a. Periode manusia-manusia masih menggantungkan diri kepada alam sekitarnya dengan usaha penyesuaian secara mencoba-coba.
b. Periode manusia telah mampu menemukan alat dan teknik baru yang menyebabkan keterikatan manusia terhadap alam berkurang, namun timbul ketergantungan baru terhadap birokrasi dan spesialisasi.
c. Periode manusia telah mampu mencapai kerjasama berdasar perencanaan menuju perubahan sosial yang didambakan.

Kemampuan manusia tidak saja untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan mengubah dirinya (autoplastic), namun juga mampu mengubah lingkungannya demi kepentingan dirinya (alloplastic). Manusia mampu menciptakan sesuatu yang baru yang sebelumnya tidak dikenal, manusia juga selalu berusaha dan mampu melakukan sesuatu dengan cara yang baru, yang sebelumnya tidak dikenal dan bahkan lebih sempurna. Dengan kreativitas dan usaha yang tak henti-hentinya, manusia menemukan sesuatu dengan cara baru yang mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik seperti sekarang ini. Pembaharuan pendidikan dilakukan adalah dalam upaya �problem solving� yang dihadapi dunia, pendidikan yang selalu dinamis dan berkembang.

Adapun sifat pendekatan yang dilakukan untuk pemecahan masalah pendidikan yang kompleks dan berkembang itu harus berorientasi kepada hal-hal yang efektif dan murah, serta peka terhadap timbulnya masalah-masalah yang baru di dalam pendidikan.



Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang


Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com

Pengertian dan Hakikat Inovasi Pendidikan

Perubahan dan inovasi keduanya sama dalam hal memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya. Tetapi inovasi berbeda dari perubahan, karena dalam inovasi dalam unsur kesengajaan. Pembaharuan misalnya dalam hal pembaharuan kebijaksanaan pendidikan mengandung unsur kesenngajaan dan pada umumnya istilah pembaharuan dapat disamakan dengan inovasi (Suryo Subroto, 1990 : 127).

Secara etimologi inovasi berasal dari kata latin innovaation yang berarti pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah. Inovasi ialah suatu perubahan baru yang menuju ke arah perbaikan dan berencana (tidak secara kebetulan saja) (Idris, Lisma Jamal 1992 : 70).

Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Inovasi di artikan pemasukan satu pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, yang (gagasan, metode atau alat) (tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, 1989:333).

Inovasi Pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inversi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu, mungkin sudah lama dikenal pada konteks sosial atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan perubahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan merupakan inovasi (Idris, Lisma Jamal, 1992 : 71).

Selain tersebut diatas ada satu lagi definisi tentang inovasi Pendidikan ialah suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan (Suryobroto, 1990 : 127).

Ada istilah yang menentukan (crucial) definisi ini yang perlu dijabarkan untuk memberikan pegangan bagi mereka yang akan meneliti, merencanakan, melaksanakan atau menilai inovasi dalam pendidikan.

Dimaksudkan �baru� dalam pengertian tersebut adalah apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi, meskipun mungkin bukan merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain.

Sedangkan �Kualitatif� berarti bahwa inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali dari pada unsur-unsur dalam pendidikan, jadi bukan semata-mata penjumlahan atau penambahan dari unsur-unsur komponen yang ada sebelumnya. Inovasi adalah lebih dari keseluruhan jumlah unsur-unsur komponen. Tindakan menambah anggaran belanja supaya dapat mengadakan lebih banyak murid, guru kelas, buku dan sebagainya meskipun perlu dan penting bukan merupakan tindakan inovasi. Tetapi tindakan mengatur kembali jenis dan pengelompokan pelajaran, waktu, ruang kelas, cara-cara menyampaikan pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat uang dan waktu yang sama dapat dijangkau jumlah sasaran murid yang lebih banyak, dan dicapai kualitas yang lebih tinggi, itulah tindakan inovasi.

Dikarenakan besar dan kompleksnya masalah pendidikan kita sekarang, apabila pada masa mendatang, sementara itu mengingat keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, maka tindakan inovasi atau pembaharuan sangatlah diperlukan. Kendatipun demikian hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sesuatu yang baru belum tentu baik, maksudnya belum tentu inovatif.

�Hal� yang dimaksudkan dalam definisi tadi adalah banyak sekali meliputi semua komponen dan aspek dalam sub-sistem pendidikan. Yang diinovasi pada hakekatnya ialah ide atau rangkaian ide. Sementara inovasi, karena sifatnya tetap bercorak �mental� sedang yang lain dapat memperoleh bentuknya yang �nyata� termasuk hal yang diinovasikan ialah buah pikiran; metode dan teknik bekerja, mengatur, mendidik : perbuatan, peraturan norma; barang/alat.

Unsur �kesengajaan� merupakan perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik dewasa ini. Pembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak mengutarakan harapan kalangan pendidikan agar kita kembali pada �ajar� (learning) dan �pengajaran� (theacing) dan menghindarkan diri dari pembaharuan perkakas (gad getering).

Sebaliknya perlu sekali ditingkatkan teknologi sosial (social technology), secara sengaja dan berencana menciptakan kombinasi dari pada sarana-sarana yang paling ampuh (effective) untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sering dipergunakan kata-kata dan dikembangkannya konsepsi-konsepsi pembaharuan pendidikan, dan kebijaksanaan serta strategi untuk melaksanakannya, membuktikannya adanya anggapan yang kuat, bahwa pembaharuan dan penyempurnaan pendidikan harus dilakukan secara sengaja dan berencana, dan tidak dapat dipasrahkan menurut cara-cara kebetulan, atau sekedar berdasarkan hobby perorangan belaka.




Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang


Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com