Tampilkan postingan dengan label Pembelajaran Kooperatif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pembelajaran Kooperatif. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 April 2011

Model dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif


Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001), yaitu; (1) Student Teams Achievement Division (STAD), (2) Group Investigation, (3) Jigsaw, dan (4) Structural Approach. Sedangkan dua pendekatan lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah; (1) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD), dan Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK).

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah; (1) belajar bersama dengan teman, (2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, (3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, (4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelompok kecil, (6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat, (7) keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri, (8) mahasiswa aktif (Stahl, 1994). Senada dengan ciri-ciri tersebut, Johnson dan Johnson (1984) serta Hilke (1990) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah...


Artikel Lengkap Download DI SINI


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang


Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com

Panduan Pembelajaran Kooperatif Matematika

Buku panduan ini adalah buku panduan untuk para guru matematika yang berkeinginan menerapkan beberapa model pembelajaran kooperatif diantaranya STAD, Jigsaw, Number Head Together (NHT), serta TAI dengan disertai beberapa contoh.

Ebook ini juga bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para guru dan pengawas alumni diklat PPPG Matematika dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran.

Ebook Lengkap Download DI SINI

Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com

Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Artikel singkat ini berusaha menjelaskan tentang Prosedur Pembelajaran Kooperatif.

Materi yang sesuai disajikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah materi-materi yang menuntut pemahaman tinggi terhadap nilai, konsep, atau prinsip, serta masalah-masalah aktual yang terjadi di masyarakat. Materi ketrampilan untuk menerapkan suatu konsep atau prinsip dalam kehidupan nyata juga dapat diberikan. Materi dapat berasal dari berbagai bidang studi, seperti bahasa, masalah-masalah social ekonomi, masalah kehidupan bermasyarakat, peristiwa-peristiwa alam, serta ketrampilan dan masalah-masalah lainnxa.

Adapun prosedur pembelajaran kooperatif dipilahkan menjadi empat langkah, yaitu; orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan pemberian penghargaan. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para dosen dengan berpegang pada hakekat setiap langkah sebagai berikut...

Artikel Lengkap Download DI SINI

Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Demikian Artikel singkat tentang prosedur pembelajaran kooperatif  ini. semoga memberi pengertian kepada para pembaca sekalian tentang prosedur pembelajaran kooperatif .

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TAI


Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dikembangkan oleh Robert Slavin dkk. di Universitas John Hopkin dan merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam memahami suatu materi pelajaran.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif di mana siswa belajar dengan bantuan LKS secara berkelompok, berdiskusi guna memahami konsep-konsep menemukan hasil yang benar. Semua anggota dibagi tanggung jawab, semua siswa secara individu diberi tes yang akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh kelompok, sehingga untuk memperoleh suatu penghargaan, hasil belajar tiap kelompok tersebut di bandingkan.

Siswa dalam satu kelas dipecah menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4-5 orang. Setiap Tim atau kelompok hendaknya memiliki anggota yang heterogen baik jenis kelamin ( laki-laki dan perempuan ) ras, etnik, maupun berbagai kemapuan ( tinggi, sedang, rendah ). Tiap anggota tim menngunakan lembaran kerja akademik ( lembar kerja siswa ) dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim secara individual atau tim, tiap satu atau dua minggu diadakan evaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. Tiap siswa dan tiap tim di beri skor atas penguasaanya terhadap...


Artikel Lengkap Download DI SINI


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang


Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif dalam Matematika

Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan pemahaman tentang hubungan antara bagian-bagian matematika, menganalisis dan menarik kesimpulan (Karadinata, 2001: 17, Rina, 2006: 23). Tujuan tersebut dapat tercapai jika guru menerapkan suatu pembelajaran yang mendukung dan sesuai dengan hal tersebut.

Dalam hal ini pembelajaran kooperatif memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap kemampuan pemahaman matematik, siswa dapat memahami materi yang di berikan dengan cara bekerja kelompok, bertukar pikiran dan saling membantu diantara sesamanya. Dengan demikian melalui kolaborasi yang baik antar anggota kelompok, siswa dapat memahami materi matematika dan dapat menyelesaiakan�

Artikel Lengkap Download DI SINI

Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com

Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)

Kelompok merupakan konsep yang penting dalam kehidupanmanusia, karene sepanjang hidupnya manusia tidak akan terlepas dari kelompoknya. Kelompok dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi secara tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya, sehingga mereka merasa memiliki, dan merasa saling ketergantungan secara positif yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam pembelajaran kelompok, setiap anggota kelompok akan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama pula. Dilihat dari landasan psikologi belajar, pembelajaran kelompok banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar kognitif holistik yang menekankan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses berpikir.

Artikel Lengkap Download Di sini


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang


Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com

Minggu, 03 April 2011

Pembelajaran dengan Metode Jigsaw

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian di adaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.

Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut "kelompok pakar" (expert group). Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam "home teams", para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.

A. Pengertian Metode Pengajaran Jigsaw
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode berasal dari bahasa Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang berarti melalui atau melewati dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian jigsaw learning adalah sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke kolompok lain." (group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu.

Sedangkan menurut Arends (1997) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada kelompok yang lain.

B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Jigsaw
1. Pilihlah materi pelajaran/ kuliah yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian).
2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada. Jika jumlah siswa ada 50 sementara jumlah segmen yang ada adalah 5, maka masing-masing kelopmok terdiri dari 10 orang. Jika jumlah ini dianggap terlalu besar, bagi lagi menjadi dua, sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang, kemudian setelah proses selesai gabungkan kedua kelompok pecahan tersebut.
3. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi kuliah yang berbeda-beda.
4. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompok.
5. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.
6. Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi.

C. Variasi
1. Berikan tugas baru misalnya menjawab sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada pengetahuan akumulatif dari semua anggota kelompok belajar jigsaw.
2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari ketrampilan, sebagai alternatif dari pemberian informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk saling mengajarkan katrampilan yang telah mereka pelajari.

D. Faktor Penghambat Metode Jigsaw
Tidak selamanya proses belajar dengan metode jigsaw berjalan dengan lancar. Ada beberapa hambatan yang dapat muncul, yang paling sering terjadi adalah kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah. Faktor penghambat lain adalah kurangnya waktu, proses metode ini membutuhkan waktu yang lebih banyak, sementara waktu pelaksanaan metode ini harus disesuaikan dengan beban kurikulum.


Rujukan:
1. Nurhadi, dkk. Pembelajaran kontekstual (CTL) dan penerapan dalam KBK (Malang: UM PRESS, 2004), hlm. 65
2. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 61
3. Hidayat Komaruddin, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: YAPENDIS, 1996 ). hlm. 195
4. (http://telaga.cs.ui.ac.id/Metodologi Penelitian/laporan4/kelompok5.doc.)
5. Hisyam Zaini DKK, Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: CTSD, 2004), 58
6. Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Raisul Muttaqien �Terj� (Bandung: Nuamedia dengan Penerbit Nuansa, 2004), hlm. 195


Dipublikasikan Oleh:

M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang


Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com, www.kmp-malang.com